Kamis, 10 November 2011

Produk China Pada Industri Indonesia

Kebijakan pemerintah untuk menerapkan perdagangan bebas dalam hal ini adalah ASIAN-China (ACTFA) pada awalnya memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi perekonomian Indonesia. Namun, pada kenyataannya kebijakan dalam melaksanakan perdagangan bebas tersebut tidak sepenuhnya memberikan  keuntungan bagi pereonomian indonesia. Dalam sektor industri, kerja sama tersebut justru menjadi ancaman. Hal ini dikarenakan harga produk China yang relatif murah dengan kualitas seadanya, Banyak pengusaha kecil yang bertahan apa adanya dengan konsumen apa adanya, dikarenakan kurangnya pembelajaran tentang metode pemasaran, peningkatan kualitas produk, pemanfaatan teknologi informasi dan kesulitan penyediaan modal usaha. Pemerintah sendiri kurang mempersiapkan pengusaha-pengusaha di Indonesia untuk menghadapi ACFTA ini. Sektor-sektor di Pemerintah tidak saling bersinergi untuk penguatan produk dalam negeri supaya dapat lebih bersaing dengan produk luar. Jaringan telekomunikasi masih terbatas dan belum stabil, infrastruktur internet sebagian besar hanya terdapat pada kota-kota besar, sektor keuangan masih cenderung "pelit" dalam memberikan kredit usaha kepada pengusaha kecil, dan juga belum adanya sosialisasi perdagangan secara online kepada pengusaha-pengusaha produk unggulan di daerah. Dampaknya terlihat pada angka ekspor yang lebih rendah dibandingkan impor selama 5 tahun terakhir.

China sendiri memang pintar untuk melihat kondisi pasar dan memasarkan produk-produk yang menarik minat beli masyarakat termasuk masyarakat Indonesia. Lihat saja HP buatan China yang banyak mengikuti brand HP ternama seerti Blackberry yaitu HP Blueberry atau Nexian buatan China yang dijual dengan harga murah, jauh dibawah harga Blackberry. Namun produk tersebut tetap diminati masyarakat Indonesia, karena yang seperti kita ketahui masyarakat kita sangat sensitif mengenai harga. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kualitas No.2, yang penting murah.

Mengapa produk China murah? Hal ini dikarenakan adanya dukungan pemerintah China yang memberikan kemudahan kebijakan dalam hal hal perizinan, bahkan untuk jangka tahun pertama produksi 1 pabrik pemerintah membebaskan pajak dan malah kadang mensubsidi setiap jumlah barang yang diproduksi pabrik itu sekitar 10%, cara menghitung modal dengan sistem konteiner, dan karyawan yang loyal. Hampir dikatakan di China tak ada demo hingga proses produksi lancar dan hubungan antara karyawan pengusaha dan pemerintah di susun dengan baik dan saling menguntungkan.

Untuk itu pemerintah perlu memikirkan solusi untuk menangani permasalahan ini. Solusi yang mungkin diambil pemerintah yaitu perlu dibentuk Asosiasi Sentra Usaha/Industri Produk Unggulan yang berbasis lokal untuk menguatkan rasa mencintai produk unggulan daerah. Suatu Produk Unggulan biasanya dimiliki oleh suatu daerah tertentu dan mempunyai pasar yang jelas dan loyal. Pemerintah harus membentuk asosiasi produk di daerah tersebut, dan anggotanya adalah pengusaha yang mempunyai produk sejenis atau turunannya.
Setiap Asosiasi harus didukung dengan peningkatan cara pemasaran yang lebih maju terutama dengan pemanfaatan teknologi informasi modern seperti teknologi-teknologi berbasis internet.
selain itu upaya pemerintah yang dapat dilakukan yaitu membangun Sentra Produk Unggulan di berbagai daerah menurut keunggulannya/kepopulerannya (Jangan hanya di Jakarta).
Ditiap-tiap Sentra Produk Unggulan dibangun International Trade Center (ITC) dengan didukung teknologi informasi seperti:
  • Website/Portal Produk-Produk Unggulan sekaligus sebagai e-Store dimana seluruh anggota asosiasi bisa memajang produknya dan sekaligus melayani order produk baik nasional maupun international. Dilengkapi juga metode-metode pembayaran online yang umum di dunia Internet dengan dukungan Bank-Bank lokal yang mempermudah pembayaran maupun pencairan dana dari pembayaran elektronik.
  • Pembangunan Customer Support (CS) untuk masing-masing ITC akan mempermudah hubungan antara pembeli dan penjual. Pemanfaatan jaringan internet untuk layanan suara seperti VOIP, Skype, Gtalk atau chating sudah sangat mencukupi dalam komunikasi 2 arah.
  • Forum antar anggota asosiasi juga harus dikembangkan, baik secara offline maupun online seperti forum di website/portal maupun teleconference antar anggota asosiasi. Sangat berguna untuk memperkuat ikatan untuk menghadapi acaman produk China maupun untuk peningkatan mutu produk.
  • Setiap ITC wajib mengadakan exhibition/pameran poduk baik di daerah dimana asosiasi itu berpusat (untuk lebih meningkatkan kecintaan penduduk sekitar dengan produk sendiri) dan di kota-kota besar (untuk membuka jaringan dengan daerah lain maupun dengan pembeli dari luar negeri). Dengan menerapkan teknologi Digital Signage akan membuat eksebisi/pameran ini lebih hidup dan memberikan informasi yang lengkap tentang produk. Dengan menerapkan teknologi SmartCarf bisa mempermudah pembayaran ditempat pameran.
  • Peran Pemerintah adalah mendukung asosiasi-asosiasi (ITC) baik dalam hal kemudahan pendanaan usaha, fasilitas internet, kemudahan perbankan, penyediaan informasi pasar via SMS kepada anggota asosiasi, menfasilitasi eksebisi/pameran oleh para asosiasi/ITC baik di daerah, pusat maupun di luar negeri. Seluruh dukungan ini harus berasal dari berbagai kementerian yang saling bekerja sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar