Minggu, 29 April 2012

Taman Nasional Manusela, Pesona Alam Maluku


Tertarik dengan wisata alam atau eko-wisata? Apabila berkujung ke Provinsi Maluku, pastikan anda mengunjungi Taman Nasional Manusela. Taman nasional ini menawarkan berbagai destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan, antara lain wisata hutan, wisata gunung, pemotretan satwa, panjat tebing, dan olahraga lintas alam. awalnya, Taman Nasional Manusela merupakan kawasan konservasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 736/Mentan/X/1982 pada tanggal 14 Oktober 1982, dengan luas areal sekitar 189.000 hektar. Kemudian pada tahun 2002, Manusela ditetapkan sebagai taman nasional Tipe C berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 6186/Kpts-IV/2002 pada tanggal 10 Juni 2002. Setelah itu, terhitung sejak tanggal 1 Februari 2007, dengan menggabungkan Cagar Alam Wae Nua dan Cagar Alam Wae Mual, kawasan tersebut dinaikkan statusnya menjadi taman nasional Tipe B berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor P.03/Menhut-II/2007.
Yang Terdapat Di Taman Nasional Manusela....
Taman Nasional Manusela memiliki berbagai destinasi wisata, mulai dari daerah perairan hingga kawasan pegunungan. secara garis besar, kegiatan yang ditawarkan antara lain:

  • Rekreasi dan pariwisata alam meliputi lintas hutan, pengamatan satwa, jungle tracking, foto hunting, hiking, berkemah, memancing, panorama alam dan pegunungan, goa-goa, rafting dan sebagainya.
  • Penelitian.
  • Budaya setempat.
Kondisi alam yang dimiliki memberi banyak tujuan/pilihan kepada para wisatawan untuk memilih sesuai dengan keinginan masing-masing.  Untuk wisatawan yang menyukai wisata hutan, kawasan taman nasional ini merupakan pilihan yang tepat. Di kawasan ini terdapat berbagai vegetasi hutan, seperti hutan pantai, hutan rawa, hutan tebing sungai, hutan hujan tropika palmah, hutan pegunungan, dan hutan sub alpin. Tancang (bruguiera sexangula), bakau (rhizophora acuminata), api-api (avicennia sp), kapur (dryobalanaps sp), pulai (alstonia scholaris), ketapang (terminalia catappa), pandan (pandanus sp), meranti (shorea selanica), kayu putih (melaleuca leucadendron), dan bunga bangkai (rafflesia sp) adalah jenis-jenis tumbuhan yang dapat ditemukan di sini.
Avucennia sp

 
Bruguiera sexangula

Rizhopora acuminata
Terminalia catappa
Kondisi alamnya yang masih alami dan terawat dengan baik membuat taman nasional ini menjadi rumah (habitat) bagi berbagai jenis satwa. Di sini ditemukan rusa (cervus timorensis moluccensis), kuskus (phalanger orientalis), soa-soa (hydrosaurus amboinensis), babi hutan (sus celebensis), luwak (pardofelis marmorata), kadal panama (tiliqua gagas gagas), duyung (dugong dugong), dan penyu hijau (chelonia mydas).  Taman nasional yang menjadi salah satu objek wisata andalan Kabupaten Maluku Tengah ini semakin lengkap dengan terdapatnya 117 jenis burung, di mana 14 jenis di antaranya adalah endemik Pulau Maluku. Kesturi ternate (lorius garrulus), nuri tengkuk ungu (lorius domicella), kakatua seram (cacatua moluccensis), raja udang (halcyon lazuli/halcyon sancta), burung madu seram besar (philemon subcorniculatus), dan nuri ambon/nuri raja (alisterus amboinensis) adalah beberapa jenis burung yang dapat dijumpai di taman nasional ini. 

Hydrosaurus ambonensis
Sub calabensis
Halcyn lazuli


Tiliqua gigas













Selain itu, terdapatnya beberapa sungai yang mengalir di kawasan taman nasional ini, yang mana dapat juga mengakomodasi keinginan para wisatawan yang ingin melakukan olahraga arung jeram. Daya tarik utama sungai-sungai di kawasan ini sebenarnya  adalah kondisi alamnya yang masih alami dengan pesona tebing yang eksotis di sepanjang aliran sungai.
Untuk wisatawan yang suka akan petualangan, di kawasan taman nasional ini terdapat banyak lembah yang memiliki kekhasan masing-masing. Lembah Manusela terkenal dengan panorama alam yang indah dan berhawa sejuk. Terdapat lembah Pilianan yang terkenal dengan aneka jenis kupu-kupu, serta lembah Sawai yang populer dengan karang-karang laut yang indah. Selain itu, di taman nasional ini juga terdapat enam pegunungan, dimana Gunung Binaya (Binaiya) merupakan gunung tertinggi dengan ketinggian sekitar 3.027 meter di atas permukaan laut (dpl). Keberadaan gunung-gunung tersebut sangat mendukung keinginan wisatawan yang hobi mendaki gunung dan menyukai olahraga panjat tebing.

salah satu tebing di Manusela


Sementara itu, bentuk medan yang naik-turun, jalan setapak yang berliku-liku sampai jauh ke dalam hutan, serta didukung oleh vegetasi hutan yang beraneka, memberi cukup ruang kepada petualang untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti olahraga lintas alam, berkemah, dan memotret aneka flora dan fauna unik yang terdapat di TN.Manusela ini. Bila memiliki waktu luang, wisatawan dapat mengunjungi tempat penangkaran rusa, rumah terapung, budidaya mutiara, arena outbond, jembatan gantung, menara pengintai, dan sumber air panas. Berwisata ke Taman Nasional Manusela tentu belum lengkap bila belum menyaksikan kehidupan penduduk asli yang mendiami kawasan taman nasional tersebut. Mereka tersebar di empat desa, yaitu Desa Manusela, Desa Ilena Maraina, Desa Selumena, dan Desa Kanike. Masyarakat desa-desa tersebut meyakini bahwa gunung-gunung yang berada dalam kawasan Taman Nasional Manusela senantiasa melindungi mereka dari marabahaya. Oleh sebab itu, mereka senantiasa menghormati dan menjaga kelestarian taman nasional tersebut.


Lokasi nya....


Untuk lokasinya sendiri, Secara administratif Taman Nasional Manusela masuk dalam wilayah Kecamatan Seram Utara dan Kecamatan Seram Selatan, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Indonesia. Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Taman Nasional Manusela dapat memulai perjalanan dari Kota Ambon, Ibu Kota Provinsi Maluku. Dari Kota Ambon terdapat dua rute menuju taman nasional tersebut. Pertama, melalui rute pantai utara. Bagi wisatawan yang memilih rute pantai utara, dapat naik kapal feri dari Ambon menuju Kota Masohi, Ibu Kota Kabupaten Maluku Tengah, dengan waktu tempuh sekitar delapan jam. Dari Masohi perjalanan dilanjutkan dengan naik bus atau menyewa mobil carteran sekitar dua jam menuju Saka. Kemudian, perjalanan dilanjutkan dengan naik kapal cepat (speed boat) sekitar dua jam menuju Sawai atau Wahai. Kedua, melalui rute pantai selatan. Bagi wisatawan yang memilih rute ini, dapat menggunakan kapal feri dari Ambon menuju Masohi dengan waktu tempuh sekitar delapan jam. Dari Masohi perjalanan dilanjutkan menuju Tehoru dengan naik kapal motor sekitar sembilan jam. Kemudian, perjalanan dilanjutkan menuju Moso atau Desa Saunulu dengan menggunakan kapal motor. Bagi wisatawan yang menyukai tantangan, dianjurkan untuk memilih rute yang kedua atau rute pantai selatan. Karena, sebelum sampai di Taman Nasional Manusela, wisatawan akan melewati jalan mendaki dengan kemiringan medan sekitar 30 persen.
Akomodasi & Fasilitas lain...
Rumah penduduk sekitar Manusela


Penginapan terapung di teluk Sawai



















Di kawasan Taman Nasional Manusela terdapat berbagai fasilitas, seperti pos jaga, pemandu wisata (guide), pusat informasi, dan warung-warung kecil. Menara pandang, laboratorium, pesanggrahan, dan persewaan speed boat adalah fasilitas lain yang tersedia di sini.
Wisatawan yang ingin menginap, dapat menyewa rumah-rumah penduduk yang berada di kawasan taman nasional ini atau menyewa rumah terapung yang banyak terdapat di Teluk Sawai. Sedangkan wisatawan yang ingin menyatu dengan alam, dapat berkemah di berbagai tempat yang terdapat di taman nasional tersebut.

Jadi, Taman Nasional Manusela merupakan destinasi ekowista yang menarik bagi anda para pencinta wisata alam karena disamping kekayaan dan keindahan alam yang di tawarkan, flora dan fauna unik endemik Maluku, pilihan wisata petualangan bagi para pencinta tantangan, juga para wisatawan dapat melihat secara dekat kehidupan masyaratak tradisional yang tinggal di sekitar lokasi TN.Manusela ini dan bagaimana mereka hidup dengan selalu menghargai alam.

Kamis, 26 April 2012

3J News, "A Young Fashion Designer Was Robbed at PIM"

Thursday, April 12th 2012 ||

An unfortunate condition happened to young designer Rina Kurniawati 25 years old at Pondok Indah Mall (PIM). At that night around 8 pm she went to PIM and met her friend at Sushite Resto to have a small meeting about her business.

After that, around 10 pm they finished their meeting and separated to went home.  But when she was in the car park area, suddenly she wanted to took some money at the ATM inside the mall.

Unfortunately, when she finished took her money, there were big tidy men came ti her  and pointed the knife at her and asking for money and others precious goods which she brought. She just silent and followed their instruction.

She really shocked because actually she didn’t think that they were bad guys because they looked like the executive man with the white shirt and black trousers.  They also had fair skin like the Chinese guy.

The money that taken from her was about Rp.60 million but fortunately although the car key was also taken by the robber, they didn’t took her car and didn’t hurt her.

Unpredictable Birthday Surprise


This story happened when I was in junior high school, in year.9 for sure.  At that time I was preparing myself to face the National Examination. In my school, that was the tutoring for year.9 students to help them prepare themselves for National Examination.  The tutoring program start from 6.am before the school began on 8.am. I was the famous student in my school at that time, not because my achievement or something liked that but because I was the student who always came late at school especially in join the tutoring program. Almost every day I always came late. Until one day, I was waking up at 6.30 am, which was over 30 minutes from the tutoring time. I was shocking and quickly getting ready for school.  I was so worrying if I can’t join the tutoring program at that day because that was the time for physics subject and the teacher was so grumpy.
I was running so fast to go to my classroom when I entering the school. I didn’t care about anything near me except the road. Finally, I arrived at the classroom. But, there was no one in my class even the teacher. It was impossible if they were coming late because I was the one who really late for coming school at that time. I scared. I think that they were already going somewhere liked physics laboratory or making the physics experience out of the school or class and I missed it. I scared because the teacher will really angry with me. Suddenly I cried. But, I didn’t realize what exactly happened. When I was crying, suddenly my friends and my teacher coming to the room bring the cake and sing happy birthday for me. Yes, that was actually my birthday but I didn’t realize.
That was so unpredictable birthday surprise for me and I loved it so much. After that, slowly but sure I was never coming late again to school and not being famous by my “came late” image anymore.

Selasa, 17 April 2012

Study Kasus Ekowisata "TN.Gunung Salak vs TN.Gunung Gede Pangrango"


Alam, merupakan kekayaan yang paling berharga yang dimiliki suatu daerah atau negara. Dari alam timbul lah kehidupan dan manusia bergantung kepada alam. Tetapi pada saat ini dapat kita lihat bahwa kondisi alam kita semakin hari semakin memburuk akibat pembangunan dan pencemaran lingkungan yang tentu saja dilakukan oleh kita, manusia.

Hal yang sedang hangat-hangatnya diperbincangakan dan direncanakan dalam setiap program pembangunan saat ini adalah konsep  “ Sustainable “ atau suatu konsep yang mengutamakan keberlanjutan dalam program atau hal yang dikerjakan yang biasanya cenderung kepada pelestarian alam, salah satu nya “ Sustainable Tourism”. konsep ini kemudian memunculkan peluang tujuan wisata baru di dunia pariwisata yaitu eco-tourism atau ekowisata yang merupakan objek wisata yang berbasis pada alam serta upaya pelestariannya.

-Daerah wisata di Indonesia sangat banyak dan masih perlu pengembangan yang baik. Namun ditengah kondisi alam Negara kita yang seperti kita ketahui banyak terjadi bencana alam, bagaiman kita dapat mengembangkan daerah wisata di Negara kita? Kembali lagi, hal yang perlu kita benahi adalah alam kita. Ditengah banyaknya bencana alam yang terjadi, tentu saja terdapat bayak kerusakan alam. Yang dapat kita lakukan dalam pengembangan daerah wisata adalah dengan membangun kembali kerusakan-kerusakan tersebut, menata lagi alam kita yang telah porak-poranda menjadi lebih baik. Ibaratnya kita memulai dari awal untuk kembali membentuk daerah yang rusak akibat bencana alam menjadi daerah baru yang lebi baik. Reboisasi (penanaman kembali) tanaman-tanaman yang rusak dapat dilakukan, baik untuk menata kembali alam yang rusak juga membangun daerah kerusakan bencana alam menjadi lebih baik, dan dapat dijadikan peluang bisnis wisata. Ekowisata merupakan pilihan objek wisata yang baik untuk pengembangan daerah wisata terkhusus nya yang awal nya rusak karena bencana alam, karena objek ini dibuat memang berdasarkan pengalaman dan dengan tujuan merawat kembali alam yang rusak. Apabila alam kita terjaga hal ini juga dapat mencegah bencana alam untuk terjadi.

-Pembangunan dan peningkatan terus dilakukan pada sektor pariwisata.  Salah satu nya dengan perluasan daerah tujuan wisata. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi ke­pariwisataan nasional agar menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan. Dengan perluasaan daerah tujuan wisata maka akan membantu memperbesar penerimaan devisa, mem­perluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, terlebih-lebih bagi masyarakat local di tiap provinsi di Indonesia. Di samping itu pe­ningkatan tersebut akan mempunyai dampak mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mengembangkan nilai dan bu­daya bangsa, memperkenalkan keindahan alam dan Negara

-Taman Nasional Gunung Salak adalah kawasan konservasi alam yang sama seperti Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango Cibodas Jawa Barat, tetapi pada kenyataan nya memang lebih banyak pengunjung yang lebih memilih mengujungi TN.Guning Gede-Pangrango karena lokasi TN.Gunung Salak yang terbilang cukup extrim beserta curah hujan yang terdapat di sana. Bentuk lokasinya seperti bintang atau jemari, sehingga batas yang mengelilingi kawasan taman nasional ini menjadi lebih panjang. Pengelolaan kawasan seperti ini lebih sulit dibandingkan dengan pengelolaan kawasan yang berbentuk relatif bulat. Apalagi curah hujan di TN.Gunung Salak tergolong tinggi yaitu 4.000 – 6.000 mm sehingga mengakibatkan para pengunjung mungkin lebih memilih TN.Gunung Gede-Pangrango yang curah hujannya tidak sebanyak TN.Gunung Salak.

Gunung Salak

Gunung Gede-Pangrango



























-Untuk kelebihan diantara kedua taman nasional ini pun, dapat dikatakn bahwa TN.Gunung Gede-Pangrango masih lebih unggul dibandingkan TN.Gunung Salak karena dari segi bentuk lokasi lebih mudah ditangani  serta berlokasi lebih dekat dengan Jakarta sehingga menjadi slah satu pilihan utama masyarakat Jakarta dalam menghabiskan akhir pekan, dan juga pada TN.Gunung Gede Pangrango lebih menenkan atau mengutamakan program-program penelitian serta konservasi alam.
Pada kondisi alam yang sering terjadi bencana seperti sekarang, yang harus dilakukan untuk pengembanga TN.Gunung Salak yaitu dengan lebih memperhatikan keadaan alamnya,salah satunya mungkin dengan perbanyakan tanaman/ pohon yang ditanam agar lebih dapat menahan hujan yang turun apalagi dengan curah hujan yang tinggi yang dimiliki, serta perhatian kepada faktor-faktor lingkungan lainnya seperti kondisi tanah,dll harus selalu diperhatikan oleh pihak pengelolah.

-Kondisi pada TN.Gunung Salak yang masih terdapat areal perkebunan dan pemukiman masyarakat tradisional serta beberapa aktifitas pertambangan emas, pembangkit energi listrik panas bumi dan pariwisata, termasuk pula pemukiman-pemukiman masyarakat adat Kasepuhan Banten Kidul yang mana sudah menempati lokasi itu sebelum dijadikan areal konsevasi, menjadi tantangan pengelolah, para pihak dan masyarakat lokal dalam mengembangkan model pengelolaan kawasan TN.Gunung Salak yang lebih kolaboratif dan berkelanjutan. Harus lebih banyak dilakukan upaya-upaya kerja sama yang baik antara puhak-pihak yang bersangkutan agar dapat sama-sama mengembangakan areal konservasi ini

Minggu, 08 April 2012

Suaka Margasatwa Muara Angke, "Rumah Bagi Para Satwa nya"



Sabtu, 07 April 2012, kami rombongan mahasiswa jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW) STP Sahid Jakarta kembali berkesempatan untuk mengunjungi kawasan ekowisata, dan kali ini adalah Suaka Margasatwa Muara Angke yang terletak di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Untuk dapat bekunjung di sini dibutuhkan izin dari pihak pengelolah dimana pengunjung harus terlebih dulu mengajukan surat kunjungan kepada Dinas Kehutanan yang disertai dengan fotocopy KTP. Surat izin nya bernama SIMAKSI (surat izin memasuki kawasan konservasi) yang dibuat di BKSDA Jakarta. Hal ini dilakukan untuk menaati peraturan yang telah ditetapkan oleh  polisi hutan setempat, karena jumlah pengunjung dibatasi agar menjaga lingkungan suaka margasatwa ini (UU No.5 tahun 1990, sanksi bagi yang pengunjung yang sengaja datang untuk merusak kawasan ini).  Suaka margasatwa Muara Angke (SMMA) ini adalah sebuah kawasan konservasi berdasarkan yang dibuat berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI Nomor: 097/Kpts-II/1988, 29 Februari 1988 di wilayah hutan bakau (mangrove) di pesisir utara Jakarta. Awalnya SMMA ditetapkan sebagai cagar alam oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 17 Juni 1939, dengan luas awal sekitar 15,04 ha. Kemudian kawasan ini diperluas sehingga pada sekitar tahun 1960-an tercatat memiliki luas 1.344,62 ha. Dengan meningkatnya tekanan dan kerusakan lingkungan baik di dalam maupun di sekitar kawasan Muara Angke, sebagian wilayah cagar alam ini kemudian menjadi rusak. Sehingga, setelah 60 tahun menyandang status sebagai cagar alam, pada tahun 1998 Pemerintah mengubah status kawasan ini menjadi suaka margasatwa untuk merehabilitasinya. Perubahan status ini ditetapkan melalui SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No 097/Kpts-II/1998 sebagai Suaka Margasatwa Muara Angke dengan total luas 25,02 ha.

Papan Nama SMMA yang tercantum SK MenHut (beserta si satwa)


Nah, pada saat kami berkunjung hal pertama yang menjadi pertanyaan dalam benak kami adalah mengapa suaka margasatwa ini tidak memiliki lahan parkir? Ternyata setelah bertanya kepada seorang polisi hutan yang berada di situ yaitu Bapak Resijati Wasito, ternyata dijelaskan bahwa pada zaman belanda dulu, kawasan pantai indah kapuk dan kawasan suaka margasatwa ini termasuk kawasan hutan yang luas. Namun seiring pekembangan zaman banyak lahan yang digunakan untuk pembangunan baik gedung-gedung besar maupun jalan raya.  Oleh sebab itu, karena lahan suaka margasatwa ini semakin kecil dan terbatas maka diputuskan untuk tidak dibuat lahan parkir karena hanya akan menambah kecil lokasi SMMA.

Pada SMMA ini terdapat kira-kira 30 jenis tumbuhan dan 11 di antaranya adalah jenis pohon (pohon mangrove), diantaranya jenis-jenis bakau (Rhizophora mucronata, R. apiculata), api-api (Avicennia spp.), pidada (Sonneratia caseolaris), dan kayu buta-buta (Excoecaria agallocha). Beberapa jenis tumbuhan lain seperti ketapang (Terminalia catappa) dan nipah (Nypa fruticans). Selain jenis-jenis di atas, terdapat pula beberapa jenis pohon yang ditanam untuk reboisasi. Misalnya asam Jawa (Tamarindus indica), bintaro (Cerbera manghas), kormis (Acacia auriculiformis), nyamplung (Calophyllum inophyllum), tanjang (Bruguiera gymnorrhiza), dan waru laut (Hibiscus tiliaceus). 

 
Nipah, palem penyaring limbah dan penahan erosi

Pidada Casplaris, pohan tertua di SMMA yang berusia 50 tahun

Danau Suaka Margasatwa Muara Angke, tempat burung laut mencari makan

 SMMA ini juga merupakan tempat tinggal aneka jenis burung dan satwa lain yang telah sulit ditemukan di wilayah Jakarta. Menurut survey, kira-kira ada 91 jenis burung, yakni 28 jenis burung air dan 63 jenis burung hutan, yang hidup di wilayah ini. Sekitar 17 jenis di antaranya adalah jenis burung yang dilindungi. Disini juga terdapat burung-burung yang bahkan sudah terancam punah di mata internasional seperti dan bubut Jawa (Centropus nigrorufus),Pecuk Ular Asia (Anhinga Melongaster), dan Jalak Putih (Strunus Melanopsterus). Burung terancam punah lainnya yang menghuni kawasan ini ialah bangau bluwok (Mycteria cinerea). Di Pulau Jawa, bangau jenis ini diketahui hanya berbiak di Pulau Rambut yang terletak tidak jauh dari Muara Angke.

Beberapa burung "tersisih" yang hidup di Suaka Margasatwa Muara Angke


 Selain berbagai macam jenis burung terdapat pula hewan-hewan seperti monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), biawak air (Varanus salvator), ular sanca kembang (Python reticulatus), ular sendok Jawa alias kobra Jawa (Naja sputatrix), ular welang (Bungarus fasciatus), ular kadut belang (Homalopsis buccata), ular cincin mas (Boiga dendrophila), ular pucuk (Ahaetula prasina) dan ular bakau (Cerberus rhynchops). Menurut informasi dari warga sekitar, di SMMA masih ditemukan pula jenis buaya muara (Crocodylus porosus). 

Monyet Ekor Panjang, penghuni SMMA

Untuk lokasi suaka margasatwa nya dapat dikatakan memiliki pemandangan yang indah sekali apalagi saat berjalan di sepanjang jembatan kayu nya. Rasanya ingin selalu berfoto dan mengabadikan keindahan SMMA ini. Namun, diperlukan ketelitian dan kewaspadaan extra saat berjalan karena terdapat beberapa kayu yang telah retak dan juga ada sebagian yang telah lapuk. Untuk tanamannya pun tidak di rancang secara khusus penempatannya agar kesan asli dan alami nya tetap terjaga sehingga mungkin ada beberapa yang tumbuh ke tengah jembatan dan mengahalangi jalan para pengunjung. Tetapi semua itu tidak dapat menyurutkan niat untuk terus berjalan ke ujung jembatan sambil terus menikmati keindahan dan kesejukan SMMA.

Keindahan wilayah Suaka Margasatwa Muara Angke yang membuat ingin selalu berfoto

Bersama teman-teman UPW di ujung jenbatan Suaka Margasatwa Muara Angke
 
Tanaman yang tumbuh ke tengah jembatan (sedikit menghalangi jalan pengunjung)

 Namun sayang nya, karena lokasinya berdekatan dengan Kali Angke dengan permukiman nelayan muara angke, sampah-sampah yang dibuang pada Kali Angke ikut mengalir dan terbawa masuk ke area SMMA. Sebulan sekali (tergantung banyak nya sampah) memang dilakukan pembersihan terhadap sampah-sampah tersebut, tetapi masih saja terlihat beberapa jenis sampah di lokasi perairan SMMA ini. Hal ini juga dipengaruhi kurangnya kesadaran masyarakat sekitar untuk tidak membuang sampah di Kali.
Suaka Margasatwa Muara Angke adalah “Rumah” bagi para satwa yang berada di dalamnya. Untuk itu, sudah seharusnya kita memiliki kesadaran untuk selalu menjaga lokasi SMMA ini agar kelangsungan hidup para satwa dapat terus berlanjut dan anak cucu kita di masa depan pun tetap dapat melihat kawasan hutan mangrove seindah Suaka Marga Satwa Muara Angke ini.

Foto Bersama Bapak Resijati Wasito (Polisi Hutan)

Jumat, 06 April 2012

IndoGreen Forestry Expo 2012, "Hutan adalah Harta Kita"



Sesuai dengan namanya, pameran yang diselenggarakan pada tanggal 5-8 April 2012 ini adalah pameran kehutanan terbesar di Indonesia yang  menampilkan potensi yang sangat besar pada sektor kehutanan, pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian hutan, hasil hutan baik kayu maupun non kayu, produk olahannya dan peralatan pemanfaatan hutan.

“IndoGreen Forestry Expo 2012” diselenggarakan untuk mendukung program pemerintah “Forest Pro Poor, Pro Job, Pro Growth and Pro Environment” dan mendukung suksesnya “Green Growth Economy Toward 2020”. Pameran ini menampilkan produk dan jasa kehutanan yang ramah lingkungan hidup dan berbagai kegiatan menarik untuk diikuti seperti talkshow dan presentasi yang diharapkan akan memunculkan gagasan/ide yang sangat dibutuhkan untuk mewujudkan Indonesia yang hijau.
Indogreen Forestry expo 2012 menampilkan sosialisasi mengenai program dan tindakan nyata pemerintah dan pihak swasta (pengusaha) dalam melaksanakan pembangunan hutan berkelanjutan guna merealisasikan konsep gaya hidup yang hijau menuju Indonesia hijau, termasuk pula program reklamasi pada lahan bekas tambang. Ditampilkan pula beragam potensi hutan dan hasil hutan non kayu yang cukup besar seperti  rotan, gaharu, biofarmaka, madu, microhydro, geothermal, dll.

Pameran ini diikuti lebih dari 125 peserta yang terdiri dari kementerian dan lembaga terkait, pemerintah daerah melalui dinas kehutanan, perusahaan kehutanan, perkebunan, pertambangan, perusahaan minyak dan gas bumi, pulp & paper serta perusahaan yang peduli akan pelestarian hutan dan lingkungannya.
Pada pameran ini pun diadakan beberepa acara atau kegiatan pendukung yang tema utamanya mengenai upaya pelestarian hutan dan lingkunganya serta peluang investasi dan bisnis yang sector kehutanan, baik dalam bentuk Presentasi Bisnis, Talk Show, Business Meeting, Lomba Menggambar dan Indogreen Funbike 2012. Semua acara tersebut dapat diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat, baik dari kalangan bisnis, akademisi, pelajar, maupun umum.
Stand Provinsi Kalimantan Barat

Stand Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten

Melalui pameran ini pihak penyelenggara berharap  bahwa event ini dapat menjadi sarana sosialisasi dan promosi berbagai produk, teknologi, industri dan jasa maupun keberhasilan pembangunan di bidang yg terkait dengan kehutanan, serta untuk menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya di sektor kehutanan.
Berhubung saya bersama teman-teman dari STP-Sahid Jakarta melakukan kunjungan pada tanggal 5 April, maka acara pendukung yang dilaksanakan pada hari itu disamping pameran antara lain
· Dialog Nasional Menteri Kehutanan dengan Sahabat Alam, Pk. 12.00 – 13.30
· Talkshow “Ekonomi Hijau dan Cinta Produk Indonesia” Pk 13.30 – 14.30 (Dr. Hadi Daryanto, Sekjen Kemenhut, PT. Solar Park Energy, Diah Raharjo, Kehati)
· Talkshow “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Budidaya Gaharu dan Sutra Alam “ oleh Staf Khusus Menteri Kehutanan Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Peneliti Litbang Kehutanan, Asosiasi Kehutanan, Petani Gaharu, Pk. 14.30 – 15.30
· Temu Bisnis: “Untung Berlimpah dari Madu, Herba, Makanan dan Produk Hutan non Kayu” Pk. 15.30 – 16.30 (H.H. Erzaldi Rosman – Bupati Kab. Bangka Tengah, Pengusaha dari Bangka Belitung, Pengusaha dari Kalimantan Tengah, Pengusaha dari Kab. Pasuruan)

Suasana Talkshow Bersama Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan


Pameran ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dimana dapat mengenal potensi hutan dari berbagai daerah di Indonesia, serta sebagai alat atau media sosialisai agar dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terutama anak usia dini agar lebih menjaga alam terutama hutan paling tidak didaerah tempat tinggalnya sendiri.